Selasa, 04 Maret 2025

PERKEMBANGAN POPULASI DAN PRODUKSI DAGING AYAM RAS PEDAGING DI INDONESIA

Salah satu sumber pangan hewani dengan harga yang relatif terjangkau dan mudah diperoleh adalah daging ayam ras pedaging atau yang sering disebut sebagai daging ayam broiler. Selain harganya yang relatif lebih terjangkau, daging ayam broiler mudah diolah menjadi berbagai macam masakan sehingga banyak disukai dan dikonsumsi dalam rumah tangga maupun rumah makan karena dagingnya yang empuk dan tebal (Setiawan et al. 2006).

PERKEMBANGAN POPULASI DAN PRODUKSI DAGING AYAM RAS  PEDAGING DI INDONESIA

Ayam Ras merupakan ayam hasil budidaya teknologi. Ayam ini mengalami pertumbuhan yang cepat, dagingnya lebih banyak, pakan irit dan usia panen pendek. Ayam Ras; pedaging disebut juga ayam broiler, yang merupakan jenis ras unggulan hasil persilangan dari bangsa-bangsa ayam yang memiliki daya produktivitas tinggi, terutama dalam memproduksi daging ayam. Pada dasarnya, ayam ini dibagi menjadi 2 bagian yaitu:

  • ayam ras pedaging
  • ayam ras petelur. 

Pada musim  hajatan atau hari besar keagamaan, kebutuhan daging ayam biasanya meningkat sekitar 10%-20% dari kebutuhan normal. Apabila pasokan daging ayam kurang atau lebih rendah dari konsumsi maka akan terjadi kenaikan harga. Sebaliknya apabila pasokan daging ayam melebihi konsumsi maka harga akan turun. 

1. Populasi Ayam Ras Pedaging di Indonesia 

Populasi ayam ras pedaging (broiler) sejak tahun 1984 hingga 2023 mengalami peningkatan pesat, rata-rata sebesar 10,95% per tahun. Perkembangan populasi ayam ras pedaging selama lima  (5) tahun terakhir sebesar 1,91% atau jauh lebih rendah dibanding perkembangannya sejak awal yaitu 1984.

Populasi ayam ras pedaging di Indonesia tahun 2023 mencapai  3,17 milyar ekor. Untuk menjaga agar populasi dan produksi unggas, termasuk ayam ras pedaging, tetap mencukupi kebutuhan masyarakat, Ditjen PKH melakukan Restrukturisasi Perunggasan melalui pengembangan usaha budidaya ternak unggas di pedesaan (Village Poultry Farming), penataan pemeliharaan unggas di pemukiman, dan pembinaan kemitraan ayam ras.

Keadaan yang mempengaruhi populasi ayam ras pedaging, diperkirakan sebagai  imbas penerapan Undang-Undang (UU) Nomor 41 Tahun 2014 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan, yang mengakibatkan terdesaknya peternakan rakyat karena industri besar membuka usaha budidaya dan memasarkan produk dan menguasai mata rantai budidaya, mulai bibit, obat, pemotongan, hingga produk akhir. Budidaya yang dilakukan industry besar membuat biaya produksi ayam lebih rendah karena sistem produksi terintegrasi dari hulu hingga hilir, akibatnya harga jual ayam pun turun dan
kondisi itu membuat peternak rakyat kurang bergairah.  

Perkembangan Populasi Ayam Ras Pedaging di Jawa, Luar  Jawa dan Indonesia, Tahun 2013 - 2022
Gambar 1 :Perkembangan Populasi Ayam Ras Pedaging di Jawa, Luar Jawa dan Indonesia, Tahun 2013 - 2022

Penurunan harga yang terjadi di tingkat peternak rakyat, selain karena terjadinya over suplai, mungkin juga disebabkan karena kurang dikuasainya pengolahan pasca panen oleh peternak. Selayaknya peternak membuat koperasi yang menguasai hulu sampai hilir ayam ras pedaging. Jadi tidak hanya perusahaan besar yang menguasainya. Dari hulu koperasi sudah mempunyai usaha penyediaan bibit, sampai hilirnya selain pemasaran daging ayam juga menguasai pengolahan pasca panen. Dengan demikian tidak harus terjadi pemusnahan DOC ayam ras pedaging untuk mengendalikan populasi, karena tetap dapat dimanfaatkan oleh masyarakat dan industri.

Pada periode 2013 hingga 2022 kontribusi populasi ayam ras pedaging di Indonesia berasal dari Pulau Jawa sebesar 65,43% (rata-rata populasi per tahun 1,58 milyar ekor) sedangkan dari Luar Jawa berkontribusi sebesar 34,57% (rata-rata populasi 0,83 milyar ekor per tahun). Rata-rata populasi per tahun Indonesia 2,41 milyar ekor.

Pertumbuhan populasi ayam ras di Jawa tertinggi  terjadi pada tahun 1995 dengan peningkatan sebesar 711,54%  yaitu dari 49,49 juta ekor tahun 1994 menjadi 401,60 juta ekor tahun 1995.  Pertumbuhan tertinggi selama 5 tahun terakhir terjadi pada tahun 2022. Hal ini bisa dilihat di tabel dengan peningkatan  di post tabel Perkembangan Populasi Ayam Ras Pedaging di Jawa, Luar Jawa dan Indonesia, Tahun 1984 – 2023 dan Tabel 1 di bawah ini.
Tahun Populasi (Juta ekor) Produksi (Ribu ton)
Jawa Luar Jawa Indonesia Jawa Luar Jawa Indonesia
Rata-rata 663,57 409,00 1072,57 802,42 393,24 1195,67
1577,04 833,12 2410,16 2274,44 1238,85 3513,29
Rata-rata Kontribusi (%) 61,87 38,13 100,00 67,11 32,89 100,00
65,43 34,57 100,00 64,74 35,26 100,00

Pada tahun 2022 Angka Tetap Direktorat Perbibitan dan Produksi, Ditjen PKH menunjukkan populasi ayam ras pedaging di Indonesia sebanyak 3,11 milyar ekor. Perkembangan populasi ayam ras pedaging di Indonesia selama periode 2013-2022 meningkat rata-rata  11,81% . Cek tabel di SINI


2. Produksi Daging Ayam Ras Pedaging di Indonesia

Perkembangan produksi daging ayam ras pedaging di Indonesia periode 1984-2022 berfluktuatif namun cenderung meningkat dengan rata rata pertumbuhan sebesar 12,49% per tahun atau rata-rata produksi daging sebesar 1,13 juta ton.

Jika diamati perkembangannya selama lima tahun terakhir (2018-2022) perkembangan produksi daging ayam ras pedaging di Indonesia masih berfluktuasi dengan kecenderung meningkat pula, rata-rata pertumbuhan  sebesar 2,94% per tahun atau rata-rata produksi daging sebesar 3,42 juta ton. Bisa dilihat di kurva di gambar INI . Untuk tabel produksi daging ayam bisa dilihat di lampiran INI.

Berdasarkan lampiran data Rata-rata kontribusi produksi ayam ras pedaging dari Pulau Jawa tahun 2018-2022 sebesar 66,49% atau rata-rata produksi mencapai 2,27 juta ton. Pulau Luar Jawa pada periode yang sama sebesar 33,51% atau rata-rata  produksi 1,14 juta ton.

Menurut hasil audit (berdasarkan laporan dari perusahaan perbibitan, yaitu realisasi produksi DOC) maka realisasi produksi daging ayam ras pedaging pada 2017 sebesar 3,18  juta ton sementara hasil verval 2,05 juta ton. Tahun 2018, produksi daging 3,36 juta ton, sementara hasil verval 2,34 juta ton. 

Perbedaan ini menyebabkan perlu adanya backcasting terhadap hasil verval yang seriesnya panjang guna kepentingan estimasi ke depan. 

Audit tim independen data produksi tersebut diperkuat dengan hasil audit terhadap GPS ayam ras broiler oleh Tim Audit Populasi Ayam Ras yang dilaksanakan pada 18 Mei - 20 Juli 2018. Hasil verifikasi terhadap SAR (Self Assesment Report) ke lokasi telah diperoleh data populasi di 14 perusahaan pembibitan disimpulkan bahwa GPS D–Line sebanyak 799.158. Hasil audit ini dilaksanakan oleh tim independen yang beranggotakan dari akademisi dan praktisi. Audit dilaksanakan pada seluruh perusahaan pembibitan GPS ayam ras broiler. (Kompas, 2 September 2018) 

Gambar 2. Perkembangan Produksi Daging Ayam Ras Pedaging di Jawa, Luar Jawadan Indonesia, Tahun 2014–2023(sementara)
Gambar 2. Perkembangan Produksi Daging Ayam Ras Pedaging di Jawa, Luar Jawadan Indonesia, Tahun 2014–2023(sementara)


3. Sentra Populasi Ayam Ras Pedaging 

Populasi ayam ras pedaging nasional didominasi oleh sepuluh (10) provinsi sentra dengan kontribusi kumulatif 82,23% (Lampiran 5). Peranan terbesar terhadap populasi ayam ras pedaging nasional berasal dari empat provinsi di Pulau Jawa yang mendominasi kontribusi nasional  sebesar 62,68% meliputi Provinsi Jawa Barat (23,19%), Jawa Tengah (18,71%), Jawa Timur (14,25%), dan Banten (6,52%). 

Enam provinsi berikutnya berasal dari Luar Jawa yaitu Provinsi Sumatera Utara (4,99%), Sumatera Selatan (3,21%), Riau (2,85%), Sulawesi Selatan (3,03%), Lampung (2,90%), dan  Bali (2,57%) 

Gambar 3. Sentra Populasi Ayam Ras Pedaging di Indonesia, Tahun 2018– 2022
 Gambar 3. Sentra Populasi Ayam Ras Pedaging di Indonesia, Tahun 2018– 2022

 

Pada umumnya pengusahaan ayam ras pedaging terkonsentrasi di Pulau Jawa, hal ini dikarenakan Pulau Jawa merupakan sentra konsumsi. Disamping itu di Pulau Jawa juga terdapat beberapa pabrik pakan yang cukup besar, sehingga distribusi ke peternak lebih murah. 

4 Sentra Produksi Ayam Ras Pedaging 

Sentra produksi daging ayam ras pedaging lima tahun terakhir (2018 – 2022), mirip dengan sentra populasinya terdapat di 10 (sepuluh) provinsi dengan total kontribusi sebesar 84,38% dari produksi nasional (rata-rata 5 tahun terakhir) 3,06 juta ton.

Dominasi Pulau Jawa sangat terasa setelah melihat rataan produksi daging, karena 4 (empat) provinsi produsen terbesar berada di Pulau Jawa dengan total kontribusi sebesar 64,86%. Keempat provinsi tersebut  adalah Jawa Barat (23,09%), Jawa Tengah (1871%), Jawa Timur (14,25%), dan  Banten (8,82%).
Gambar 4 Sentra Produksi Daging Ayam Ras Pedaging di Indonesia, Tahun 2018– 2022
Gambar 4 Sentra Produksi Daging Ayam Ras Pedaging di Indonesia, Tahun 2018– 2022



Hal ini membuktikan bahwa Pulau Jawa merupakan sentra produksi daging ayam ras pedaging dibandingkan Luar Jawa. Provinsi Jawa Barat memiliki kontribusi terbesar dalam produksi daging ayam ras pedaging, karena Jawa Barat memproduksi selain untuk kebutuhannya sendiri juga sebagai penyangga ketersediaan daging ayam ras ibu kota DKI Jakarta. Data ini menunjukkan pula bahwa DKI Jakarta merupakan wilayah sentra konsumsi yang menerima pasokan komoditas ayam ras pedaging dari wilayah penyangga Bogor, Depok, Bekasi (Bodetabek), dan Banten. Hal ini terkait dengan Peraturan Daerah (PERDA) Provinsi DKI Jakarta No. 4 Tahun 2007, tentang Pengendalian, Pemeliharaan dan  Peredaran Unggas, dimana Pemerintah Provinsi DKI melarang budidaya unggas pangan.

Provinsi sentra lainnya adalah Provinsi Sumatera Utara (4,98%), Sumatera Selatan (3,21%), Riau (2,84%), Sulawesi Selatan (3,03%), Lampung (2,90%) dan Bali (2,56%). (Gambar 3.4 dan Lampiran 6)


Admin